Kamis, 28 Oktober 2010

Posko Bencana FISIP UAJY, Ajang Manusia Sosial

Emerita Rosalinda Davita


Yogyakarta—Sukarelawan yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogykarta membuka Posko Bencana Merapi. Kegiatan ini dikoordinasi oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Posko yang terletak di Ruang Kemahasiswaan tersebut terbuka untuk masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan bagi para korban bencana Merapi yang sudah terjadi sejak tanggal 26 Oktober 2010.

Penggalangan dana telah diawali dengan mengedarkan kotak dari kelas ke kelas selama dua hari. Selain itu, para sukarelawan juga menampung bantuan dari fakultas-fakultas lain untuk disalurkan kepada korban bencana.
Aring (21), seksi penggalangan dana, berkata, ”Itu (penggalangan dana dari kelas ke kelas-pen) tidak bisa dilakukan terus-menerus karena terbatas setiap orang. Dan itu, kalau kita masuk ke kelas-kelas dari hari pertama dan kedua itu orangnya sama. Dan itu kan sudah tidak efektif lagi.” Saat ini program yang sedang dilakukan untuk menggalang dana adalah pembuatan kaos dengan tulisan “Pray & Act for Indonesia”. Hasil keuntungan dari penjualan kaos tersebut akan disalurkan kepada korban bencana Merapi.
Sampai saat ini, bantuan yang telah dikirim berupa bantuan logistik, seperti peralatan mandi, makanan, pembalut, baju pantas pakai, dan sebagainya. Bantuan dikirim setiap hari secara berkala dan diarahkan ke tempat-tempat yang masih kekurangan suplai bantuan, yaitu Klaten, Boyolali, dan Muntilan.
Saat ini terdapat beberapa barang yang sedang diusahakan, seperti makanan untuk balita dan alas tidur. Para pengungsi masih harus tidur tanpa alas mengingat evakuasi diadakan secara tiba-tiba. Selain itu pula, pasokan makanan untuk balita sangat minim. Program bantuan tersebut akan terus dilaksanakan selama masih ada bantuan yang akan disalurkan kepada para korban bencana. ”Inilah saatnya untuk membuktikan bahwa kamu adalah manusia-manusia sosial. Berada di dalam kelas tidak menjamin apakah hidup akan sukses atau tidak,” tambah Aring. Dia mengajak mahasiswa yang lain untuk bergabung dalam posko bencana FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta.(ERD)
(selengkapnya...»)

Jumat, 01 Oktober 2010

Konser “This Is My All” Kobarkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika di Tengah Masyarakat Multikultural

I Gede Titah Pratyaksa


Yogyakarta - Gegap gempita para penonton sangat terasa saat berlangsungnya konser “This Is My All” oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Minggu 26 September 2010. Lima ratus tiket untuk penonton laris manis terjual. Tampak hadir pula Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Ir. A. Koesmargono, M.CM, P.Hd., Wakil Rektor I dan Wakil Rektor II Universitas Atmajaya Yogyakarta, para mahasiswa, pelajar, serta tamu undangan lainnya. Konser yang digelar dalam rangka Dies Natalis Universitas Atma Jaya Yogyakarta ke-45 ini sungguh fantastis karena proses penggarapannya sendiri hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan.
Ada beberapa hal menarik yang tersaji di dalam konser yang memukau ini. Terdapat tiga fragmen yang membagi rangkaian acara konser yang dikomando oleh Benediktus Deny Wijayanto. Pada fragmen pertama bercerita tentang kesengsaraan hidup yang dihadapi oleh manusia, di sini Kelompok Belajar Teater (KBT) Kotabaru menampilkan beberapa musibah yang pernah melanda Indonesia, seperti halnya bom JW Marriot dan ledakan tabung gas yang kini tengah hangat diperbincangkan oleh masyarakat.
Gerak agresif serta pengkarakteran tokoh ”teroris” yang memukau mampu membuat para penonton berdebar-debar. Beberapa lagu penuh penghayatan dilagukan oleh PSM UAJY, salah satunya adalah lagu 21 Guns, semakin menghanyutkan penonton untuk ikut merasakan bagaimana kesengsaraan itu seolah benar-benar terjadi. Perang, bencana, kemiskinan yang tiada akhir selalu membawa penderitaan bagi manusia.
Selanjutnya pada fragmen kedua dan ketiga menceritakan manusia yang sedang mencari keberadaan Tuhan, mencari kedamaian, ketenangan, dan keadilan. Lagu Negeri di Awan menjadi salah satu latar belakang yang mendukung fragmen kedua dan pada fragmen ketiga inilah yang ditunggu-tunggu oleh para penonton. Pada fragmen ini ditampilkan kolaborasi multikultural yang “wah, suguhan musik dari para penabuh Etnomusikologi ISI Yogyakarta, Orkes ISI Yogyakarta, dan PSM UAJY dipadu dengan tarian tradisional dari Jawa, Bali, Dayak, Batak, dan Papua menambah cita rasa fragmen ketiga ini. Bercerita ketika akhirnya manusia telah menemukan Tuhan dan mereka menikmati kenikmatan hidup yang Tuhan persembahkan pada hamba-hambanya. Perang, bencana, kemiskinan perlahan lenyap digantikan oleh rasa persatuan dan kesatuan yang adiluhung yang mencerminkan khazanah budaya bangsa.
Menurut Wahyu, anggota PSM UAJY, dirinya sangat senang bisa tampil pada konser kali ini. “Seneng banget aku bisa tampil pada konser kali ini, apalagi ketika aku nyanyi sambil memakai pakaian tradisional Papua, mantap dah!” ujarnya sembari tersenyum. Begitu pula dengan Deny selaku ketua Konser “This Is My All”, dengan adanya konser ini, dirinya ingin menunjukkan kepada publik bahwa UAJY adalah sebuah universitas yang multikultural. “UAJY bukanlah kampus yang hanya unggul di bidang akademis semata, melainkan juga unggul di bidang nonakademisnya, seperti halnya pada beberapa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang berprestasi di bidang budaya, olahraga, dan sebagainya yangmampu bersaing hingga tingkat nasional dan internasional. Denyjuga berharap, dengan diadakannya konser ini bisa meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang berbasiskan Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat multikultural sehingga tidak ada perpecahan yang terjadi, melainkan semangat untuk bersatu sebagai satu kesatuan Bangsa Indonesia.
(selengkapnya...»)