Sabtu, 24 Mei 2008

Kinerja HMPS Komunikasi 2007-2008 Buruk

Hendy Adhitya - Teras online

Babarsari (24/05/08) -- Kinerja HMPS Komunikasi periode 2007-2008 dinilai buruk. Kesimpulan pernyataan ini didasarkan oleh hasil jajak pendapat yang dilakukan BEM FISIP UAJY dan Teras Pers terhadap 89 mahasiswa aktif FISIP UAJY angkatan 02-07.

Melalui metode stratified unproportionate sampling, data statistik memperlihatkan bahwa responden menilai satu tahun kepengurusan lembaga yang dikomandani Inge dan Dika sama sekali tidak terlihat kinerjanya (42.7%). Kepengurusan HMPS Komunikasi 2007-2008 hanya menjadi lembaga bayangan. Anggota HMPS Komunikasi sekedar titip nama tanpa ada aksi nyata.

Sementara sebanyak 25,8% responden menyayangkan kegiatan HMPS Komunikasi yang minim publikasi. Beberapa responden lainnya menilai kepengurusan HMPS Komunikasi 2007-2008 telah berhasil (11.2%), yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 7.9%, kinerja HMPS dinilai biasa saja sebanyak 4.5%, HMPS Komunikasi minim sosialisasi rencana kerja sebanyak 3.4%. Sisanya sebanyak 1.1% berpendapat bahwa kinerja anggota HMPS Komunikasi eksklusif, kurang koordinasi dengan KP dan KS, program acara HMPS sifatnya event dan mahasiswa komunikasi tidak mendapat dampak.

Hasil polling ini dibacakan saat public hearing HMPS Komunikasi Sabtu lalu (16/05) di lobi kampus FISIP UAJY. Acara ini selain dihadiri oleh mahasiswa komunikasi, juga dihadiri oleh MC Ninik Sri Redjeki, (Kaprodi ilmu komunikasi), Agus Putranto (Wakil Dekan 1 FISIP UAJY), Nindito (Pejabat Kemahasiswaan dan Alumni FISIP UAJY), dan Bonaventura Satya Bharata (dosen FISIP UAJY.

Berkait dengan hasil polling ini, Inge hanya mengucapkan, "terima kasih, BEM sudah mau memperhatikan, ini bisa jadi masukan buat kita," ujarnya.

Selain menyampaikan hasil polling, acara yang baru diselenggarakan kali pertama ini juga merupakan ajang kritik, masukan dan saran oleh mahasiswa terhadap HMPS Komunikasi. Jimmy, Presiden BEM FISIP UAJY periode 2007-2008 menyayangkan kinerja HMPS setahun ini sama sekali tidak menyinggung urusan akademik. "Coba itu ada masalah kebijakan 75%, masa' HMPS tidak ikut mengurusi." Menanggapi ini, Inge menjawab, "Itu bukan urusan kami, dalam visi dan misi kami tidak bergerak di bidang kemahasiswaan, kami di bidang industri."(hen)
(selengkapnya...»)

Penggunaan Fasilitas Kampus terancam Dibatasi

Hendy Adhitya - Teras online

Babarsari (24/05/08) -- Tiga hari lalu (21/05) bertepatan dengan peringatan 10 tahun reformasi, sebuah surat dengan kop UAJY bikin geger beberapa mahasiswa FISIP UAJY. Betapa tidak, lampiran surat yang datang dari BAU tentang tata tertib penggunaan fasilitas kampus ini jadi penyebabnya. Diduga sala hsatu ketentuannya mengindikasikan pembatasan penggunaan fasilitas kampus.

Tata tertib berisi 14 ketentuan itu dinilai sangat mendadak pemberitahuannya. "Masa' ngasihnya pas anak-anak mau selesai ujian," ujar salah satu sumber Teras. Juga, dalam surat itu tertulis, batas waktu mengkritisi kebijakan ini kepada Tata Usaha adalah tanggal 28 Mei esok. "Mereka tuh pinter banget menyerangnya, pas anak-anak libur, kita jadi gak ada waktu buat ngebahas ini," kata sumber Teras itu.

Salah satu yang dianggap memberatkan bagi beberapa mahasiswa FISIP UAJY adalah ketentuan nomor satu. "Gedung kampus di buka hari Senin sampai dengan Sabtu, mulai pukul 06.00 sampai dengan 22.00 WIB," begitu tulisnya.

Berarti fasilitas kampus seperti Ruang Kemahasiswaan, Hot spot, Lab Avi dan fasiltas lain dibatasi penggunaannya. Padahal kenyataannya tidak sedikit mahasiswa yang memanfaatkan fasilitas tersebut pada jam diatas ketentuan tata tertib itu.

Ketentuan nomor satu ini amat tidak realistis. Karena banyak kegiatan kemahasiswaan, baik akademik dan non-akademik, dilakukan pada malam hari. Ini logis di saat pagi, siang, sore bahkan malam, banyak mahasiswa harus mengikuti kegiatan perkuliahan. Sehingga ini berdampak terhadap kegiatan berorganisasi atau kegiatan kemahasiswaan lain yang akhirnya terpaksa hanya bisa dilakukan mahasiswa pada malam hari, dini hari, atau bahkan sampai menginap.

Mengenai permasalahan ini, belum ada tindak lanjut dari pihak lembaga mahasiswa seperti BEM, HMPS Komunikasi dan HMPS Sosiologi.(hen)
(selengkapnya...»)

Rabu, 21 Mei 2008

Papillon, Dosen FISIP UAJY Tutup Usia

Hendy Adhitya –Teras online

Babarsari (21/05/08) -- Kemarin (20/05) Dosen FISIP UAJY, Papillon Halomoan Manurung tutup usia. Almarhum menghembuskan nafas terakhir di RS Bethesda sekitar pukul delapan pagi. Almarhum meninggal dunia disebabkan oleh stroke.

Upacara pendoaan dilakukan sekitar pukul 12 siang di Rumah Duka RS Bethesda. Upacara ini dihadiri oleh sejumlah rekan-rekan dosen FISIP, jajaran rektorat UAJY dan mahasiswa.

Setelah didoakan di RS Bethesda, jenazah langsung disemayamkan ke rumah duka. Kemudian rencananya hari ini jenazah juga akan diberangkatkan ke Cepu, Jawa Tengah untuk dimakamkan.(hen)


Kami segenap awak Teras Pers turut berduka cita atas meninggalnya dosen kami, guru kami, Papillon Halomoan Manurung. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi-Nya. Amin
(selengkapnya...»)

Diskusi Panel "Jurnalisme Publik : Layakkah?"

Dany Ismanu - Teras online

Babarsari (21/05/08) -- TERAS Pers FISIP UAJY bekerjasama dengan Kompas Komunitas, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta dan ELTI Yogyakarta, mengadakan diskusi panel dengan tema -Jurnalisme Publik : "Layakkah?"-. Acara akan diadakan di Ruang Audiovisual Gedung Kampus 2 UAJY pada hari Jumat, 30 Mei 2008 pukul 13.00 s/d 15.30 WIB.

Acara ini sendiri hadir dengan melihat fenomena jurnalis-jurnalis publik yang berkembang beberapa waktu belakangan ini. Diskusi panel menghadirkan 3 pembicara, yaitu Zeverina dari KOMPAS Komunitas beserta beberapa kontributor daerah, Danarka Sasangka selaku akademisi ilmu komunikasi UAJY, dan Bambang Muryanto, ketua AJI Yogyakarta.

Sebatas informasi, peserta diwajibkan membayar kontribusi sebesar Rp 5000,00. Dengan uang itu, peserta bisa mendapatkan fasilitas seperti sertifikat, snack, dan seminar kit. Pendaftaran peserta masih dibuka hingga tanggal 28 Mei 2008, bertempat di Lobi FISIP UAJY. Koordinator acara Fellycia Novka berharap acara ini bisa memberikan pengetahuan lebih tentang bagaimana seluk beluk jurnalisme publik (citizen journalism).(dny)
(selengkapnya...»)

Unjuk Rasa Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2008

Clara Devi - Teras Online

Malioboro (21/05/08) -- Sebagai bentuk kepedulian dalam memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional, siang kemarin (20/05) beberapa ormas melakukan unjuk rasa di sepanjang jalan utama Malioboro Yogyakarta. Salah satu dari kelompok tersebut adalah massa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadyah (IMM). Mereka terdiri dari kelompok IMM Sleman dan IMM BMPS.

Dengan memakai jas dan ornamen yang didominasi oleh warna merah, sekitar pukul 11.00 WIB massa berhimpun di perempatan lampu merah Kantor Pos Besar lalu bergerak ke arah timur melawan arus kendaraan. Titik akhir pemberhentian mereka adalah Gedung Agung. Saat massa mulai memantabkan formasinya, polisi yang telah berjaga sejak pagi segera menyambut dengan berbaris seadanya di belakang rantai pembatas jalan.

"BLT = Mental Pengemis!" Begitulah kalimat seruan yang tertulis tebal dalam poster utama massa IMM. Mereka mendesak pemerintah untuk tidak lagi melanjutkan sistem Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang hanya akan membuat rakyat menjadi pemalas yang mengemis di negara mereka sendiri. Hal tersebut diserukan berkaitan dengan tuntutan yang mereka ajukan, antara lain batalkan kenaikan harga BBM, tolak privatisasi BUMN, segera nasionalisasikan aset-aset bangsa, turunkan harga sembako, perhatikan kesejahteraan buruh, hapus sistem kerja kontrak, hingga desakan untuk mereformasi agraria dan mengembalikan hak-hak kaum tani. Tuntutan tersebut juga disampaikan melalui yel-yel dan lagu yang mereka kumandangkan sepanjang jalannya unjuk rasa.

Meskipun hanya berlangsung sesaat, cukup banyak masyarakat yang menolehkan wajahnya dan terlihat mengamati keadaan saat melintasi kerumunan unjuk rasa tersebut. Ungkapan penuh semangat para orator IMM yang menekankan tentang pentingnya keberadaan sense of belonging atau semangat nasionalisme dalam kehidupan bernegara bangsa Indonesia kiranya bisa dikatakan menarik sebagai pembuka bagi serangkaian aksi kelompok lain yang dilakukan setelahnya.

Beberapa kali massa IMM secara bersama-sama melangkah maju untuk menerobos rantai pembatas antara mereka dengan barisan polisi yang menutupi gerbang depan Gedung Agung. Setiap kali terdengar seruan "Satu komando, satu tujuan!" beberapa personil polisi harus merapatkan diri mereka dan menghalangi massa menembus barikade. Massa pada akhirnya tidak berhasil membawa diri mereka lebih jauh dari batas rantai tersebut.

Sebelum pukul 12.00 WIB massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib, setelah sebelumnya sempat saling bersalaman dengan para personil Kapoltabes Yogyakarta yang menjaga keseluruhan aksi mereka.(clr)
(selengkapnya...»)

Minggu, 18 Mei 2008

Tanggapan terhadap Kebijakan Presensi 75% di FISIP UAJY

Press release - Teras online

Sejak diberlakukan dua tahun lalu kebijakan presensi 75% sebagai syarat mengikuti ujian adalah peraturan naif dan sepihak. Karena dalam kenyataannya, mahasiswa harus “dipukul rata” untuk mengikuti dan mematuhi kebijakan ini tanpa ada pembelaan dari pihak mahasiswa. Karena bagi kami, mahasiswa FISIP UAJY, merasa perlu ada uji materi (judicial review) terhadap kebijakan tersebut.

Kami (berdasarkan hasil rapat antar mahasiswa di Ruang Kemahasiswaan, Rabu 7 Mei 2008) melihat bahwa peta permasalahannya ialah : 
  1. Alasan mahasiswa tidak mengikuti perkuliahan tanpa alasan jelas (bolos,dll) perlu dibedakan dengan mahasiswa yang tidak mengikuti perkuliahan dengan alasan tertentu (Ijin, Kegiatan UKM, dll). Bobot permasalahannya perlu dibedakan.
  2. Bahwa otoritas mengenai presensi seharusnya berada di tangan dosen bukan kuasa Tata Usaha
  3. Kuliah pengganti selama ini dirasa masih memihak dosen (untuk beberapa dosen tertentu). Pun, mau tak mau hal ini mengganggu hak mahasiswa sebesar 25% 
  4. Beberapa dosen (untuk beberapa kasus tertentu) terkesan menghindari mahasiswa yang berkaitan terhadap pelaporan kasus 75% 
  5. Mengkritik kebijakan presensi 75% sebagai syarat mengikuti ujian. Sanksinya tidak sebanding terhadap kesepakatan awal presensi yang hanya memiliki kontribusi sebesar 10 – 15%
  6. Kebijakan Orde Baru ini sebenarnya berbenturan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang menyatakan mahasiswa sebagai subjek pelaku yang dinamis. Institusi pendidikan termasuk dosen dan staf pengajar hanya fasilitator.
  7. Mahasiswa FISIP UAJY tidak sedikit yang memiliki pekerjaan (part time, dll) di luar. Pekerjaan ini dilakukan dengan alasan untuk membayar uang kuliah atau untuk biaya hidup sehari-hari.
  8. Sosialisasi kebijakan kampus kepada mahasiswa sangat minim. Apalagi perubahan kebijakan.

Maka dengan melihat permasalahan tersebut, kami menuntut :
  1. Pemberian tugas pengganti sebagai konsekuensi ketidakhadiran 75 %, dengan ketetapan mahasiswa dapat mengikuti ujian akhir semester.
  2. Transparansi hasil evaluasi rapor Dosen ke mahasiswa.
  3. Sosialisasikan perubahan kebijakan kampus yang berhubungan dengan kemahasiswaan dan akademis melalui public hearing.
Mengingat keadaan ini amat mendesak. Karena Senin 12 Mei 2008 UAS mulai dilaksanakan. Tuntutan ini harus mendapatkan tanggapan yang memuaskan bagi mahasiswa sebelum tanggal tersebut. 

Hormat kami,
Mahasiswa FISIP UAJY


Catatan:

Laporan ini tidak akan berhenti sampai disini. Kami juga mengadakan polling dan petisi. Hasil dari polling dan petisi akan diserahkan (khususnya) kepada pembuat kebijakan sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Juga sebagai perbandingan, kami melakukan riset terhadap:
  1. Fakultas dan universitas lain yang menetapkan kebijakan presensi 75 %
  2. Undang-undang, peraturan pemerintah dan segala macam bentuk peraturan hukum lainnya mengenai detail kebijakan presensi 75 %
  3. Literature Review, tulisan opini tentang kebijakan yang dimaksud.
Hasil riset akan disampaikan sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
(selengkapnya...»)

Kamis, 15 Mei 2008

Panitia Inisiasi 2008

Dany Ismanu - Teras online

Babarsari (15/05/08) -- Hari Selasa kemarin (13/05/08) pendaftaran panitia inisiasi FISIP 2008 dibuka. Formulir pendaftaran tersedia di depan Tata Usaha FISIP UAJY.

Inisiasi sendiri adalah pintu pertama yang harus dilewati oleh mahasiswa baru untuk mengenal dunia perkuliahan. Idealnya, Inisiasi menjadi proses perubahan untuk menjadi lebih dewasa dalam berpikir dan menghadapi dinamika kehidupan mahasiswa.

"Inisiasi itu penyambutan mahasiswa baru dan pengenalan kampus kepada mahasiswa baru," ujar Novka salah satu mahasiswa FISIP yang baru mau mendaftar menjadi panitia Inisiasi. Inisiasi dikalangan mahasiswa juga menjadi ajang perkenalan dengan adik-adik angkatan. "Biar eksis juga," ujar Thomas mahasiswa FISIP angkatan 2007. Ketika ditanyai divisi apa yang diinginkan, Thomas mendaftar sebagai Divisi Perlengkapan.

Sampai siang hari ini sudah sekitar 45 mahasiswa yang mendaftar. Mayoritas adalah angkatan 2007 dan sedikit dari angkatan 2006 dan 2005. "Nggak ah, malas," ujar Eska salah satu mahasiswa angkatan 2006 yang tidak lagi berminat untuk mendaftar menjadi panitia Inisiasi.

Setelah mengisi formulir pendaftaran, ada beberapa proses lagi yang harus dilewati oleh calon panitia. Proses wawancara menjadi proses yang menentukan, karena BEM dan Steering Comitee sebagai lembaga berwenang bisa melihat langsung karakter calon panitia. Perlu menjadi perhatian utama terhadap siapa orang yang benar-benar layak dan serius ingin menjadi panitia Inisiasi. Pasalnya, Inisiasi juga menjadi indikator penentu masa depan dinamika mahasiswa FISIP dengan bercermin pada keadaan masa sekarang dan Inisiasi terdahulu.(dny)
(selengkapnya...»)

Public Hearing HMPS Komunikasi

Dany Ismanu - Teras online

Babarsari (15/05/08) -- Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi akan menyelenggarakan public hearing. Acara ini rencananya akan diadakan pada hari Senin (19/05/08) pukul 15.00 WIB dan bertempat di lobi kampus FISIP UAJY.

"Ya, itu untuk sosialisasi program-program HMPS dan sosialisasi anggota baru," ujar Dika salah satu pengurus HMPS-Kom. Sebatas informasi, HMPS-Kom telah membuka pendaftaran untuk anggota barunya. Pendaftaran ditutup pada tanggal 6 Mei 2008 yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara pendaftar pada tanggal 9 Mei 2008. Sekarang telah terpilih anggota baru HMPS-Kom yang akan diperkenalkan besok Senin saat public hearing.

Public hearing tersebut secara tidak langsung juga merupakan jawaban kawan-kawan HMPS terhadap angket yang tersebar beberapa hari belakangan ini. "Angket keluar Senin sore (12/05/08-red)," ujar Kosmas salah satu penggagas angket tersebut. Angket yang juga diakomodasi oleh BEM dan beberapa komunitas mahasiswa FISIP itu bertujuan ingin melihat secara nyata bagaimana pandangan kawan-kawan FISIP mengenai HMPS-Kom. Karena kabar dari mulut ke mulut menilai, HMPS tidak eksis. Beberapa pertanyaan yang terdapat dalam angket tersebut mengenai program kerja dan kinerja HMPS-Kom.

Menurut perhitungan sementara dari angket tersebut, mayoritas mahasiswa FISIP tahu adanya HMPS. Ironisnya mereka sama sekali tidak tahu bagaimana program kerja dan kinerja HMPS. Solusi yang mereka tawarkan adalah mengadakan sosialisasi dari HMPS sendiri.

Angket tersebut sampai hari ini masih tersebar. "Targetnya 100 mahasiswa," ujar Hendy, wakil presiden BEM FISIP UAJY. Hasil angket rencananya akan dipublikasikan jika jumlahnya dirasa cukup representatif. "Rencana berubah, hasil angket ini akan menjadi data untuk public hearing HMPS," tutup Hendy.(dny)
(selengkapnya...»)

Selasa, 06 Mei 2008

Protes Presensi 75%!!!

Dany Ismanu - Teras online

Babarsari (06/05/08) -- Kemarin Senin (05/05/08) setiap fakultas di Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengeluarkan pengumuman berkaitan dengan lolos presensi 75%. Mahasiswa pun ramai memeriksa adakah nomor mahasiswanya tercantum disana. Jantung berdebar, mata juga sibuk mencari, nama yang tercantum sudah dipastikan tamat, tidak boleh ikut ujian pada mata kuliah yang bersangkutan.

Kebijakan yang satu ini memang banyak menimbulkan pro dan kontra sejak pelaksanaannya. Dalam menanggapi hal ini, beberapa mahasiswa FISIP UAJY mengeluarkan protes. Spanduk berwarna biru terbentang di lobi kampus. Bertuliskan "Tolak Presensi 75%", mereka menuntut agar kebijakan ini bisa dikaji dan dikritisi lagi. "Ini sebagai feedback dari mahasiswa terhadap kebijakan tersebut untuk bisa dikritisi lebih jauh lagi," ujar Hendy Aditya, wakil presiden BEM FISIP UAJY.

Protes secara langsung pun dilayangkan oleh mahasiswa yang merasa lolos sementara nomornya tercantum pada pengumuman tersebut. Spanduk protes mahasiswa tersebut, yang baru terpasang siang tadi belum mendapatkan tanggapan dari pihak fakultas. Fakultas sendiri sebagai mitra mahasiswa layaknya bisa mempertimbangkan kembali kebijakan-kebijakan yang terkait dengan mahasiswa.

Akhirnya kebijakan ini seakan menjadi palu hakim yang menentukan 'hidupmati' si mahasiswa. Selamat kepada mahasiswa yang bisa lolos dari lubang jarum. Sampai bertemu tahun depan kepada mahasiswa yang terpaksa mengulang.(dny)
(selengkapnya...»)

Minggu, 04 Mei 2008

Sekolahku Rumahku: Dunia Anak Dunia Bermain

Hendy Adhitya – Teras Online

Malioboro(04/05/08) -- “Dunia anak adalah dunia bermain,” ujar Tri Budi Santosa, Kepala SD Bumi 1 Solo memulai sesi diskusi bertajuk Guru dan Orangtua sebagai Sahabat Anak: Refleksi Pendidikan Dasar dan Manajemen Berbasis Sekolah. Diskusi yang diadakan Jumat kemarin (02/05) dalam rangka pemutaran film Sekolahku Rumahku dan refleksi Hari Pendidikan Nasional ini merupakan hasil kerja sama UNICEF, Orca Films dan Elang Touth Development. Acara ini diselenggarakan di Ruang Audio Visual Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta selama 2-4 Mei 2008.

Menurutnya lagi, guru harus mampu menjadi teladan bagi muridnya. Karena saat ini banyak bukti proses belajar mengajar di kelas amat tidak menyenangkan.”Jangan men
judgement anak-anak,” Ujar pria yang juga berperan sebagai Panut si penjual ikan di pasar yang amis dan ceriwis dalam film ini.

Tri Budi juga memandang Ujian Akhir Nasional (UAN) yang menjadi isu besar saat ini merupakan hal yang tidak perlu dibesar-besarkan. ”Apabila proses pembelajarannya betul, UAN tidak masalah.” Baginya bila anak didik mengikuti les tambahan yang dikonsentrasikan kepada mata pelajaran yang diujikan di UAN berarti, menurut dia, ”Ada kesalahan dalam proses.”

Film Sekolahku Rumahku yang rilis awal 2008 ini berangkat dari konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang diaplikasikan di sejumlah sekolah dasar (SD) di wilayah Surakarta. Ide cerita gagasan para guru dikembangkan produser Adam Herdanto dan sutradara Ambara Muji Prakosa dengan melakukan riset serta observasi intensif

Melalui film ini, kata Tri Budi yang juga didampingi pembicara I Made Sutama (Kepala UNICEF Jawa Tengah – DIY), Drs. Sulardi MPd (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Surakarta) dan Adam Hendarto (Produser OrcaFilms) mengatakan, ”Gerakan dari bawah (melalui guru-guru-
pen) ini diharapkan akan mengubah sistem (pengajaran di sekolah selama ini-pen).” Katanya kepada peserta diskusi yang kebanyakan dihadiri oleh guru dan ibu-ibu rumah tangga.

Sekolahku Rumahku adalah film tentang character building . Tidak saja tentang para guru dan orangtua memahami anak-anak mereka dan memberikan makna terhadap realitas di sekitarnya, melainkan juga bagaimana semua pihak belajar dari anak-anak. Film ini diperankan oleh Valerina Daniel, Theo Christanto, Aditya Novika beserta guru-guru SD di wilayah Solo.(hen/press release)
(selengkapnya...»)

Jumat, 02 Mei 2008

KPG DIY Memberikan 9 Tuntutan Kepada Pemerintah

Joze Arimatea Pranatha - Teras online

Malioboro (02/05/08) -- Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, ratusan demonstran dari berbagai elemen mahasiswa turun kejalan guna memperingatinya. Dengan menyuarakan tuntutan mereka masing-masing di sepanjang jalan Malioboro dan di kantor DPRD Yogyakarta, mereka menuntut kepada pemerintah untuk lebih bijak dalam menyikapi isu-isu pendidikan.

Rombongan demonstran yang melakukan aksi tersebut terbagi dalam lima kelompok besar. Salah satunya adalah KPG DIY, Kelompok Pendidikan Gratis D.I. Yogyakarta, yang melayangkan sembilan tuntutan yang semuanya berhubungan dunia pendidikan kepada pemerintah daerah maupun pusat. “Kami menuntut supaya pemerintah mau dan lebih serius lagi dalam menjalankan komitmen mereka akan anggaran 20% yang disediakan bagi dunia pendidikan. Kalo tidak dijalankan, lebih baik dicabut saja”, ungkap Syaiful Bahri, Koordinator KPG DIY.

Selain menuntut pencabutan anggaran 20% yang disediakan bagi dunia pendidikan tersebut, mereka juga menuntut agar pemerintah membuat kurikulum kebangsaan. Karena menurutnya, kurikulum yang ada sekarang sudah membuat mereka yang menjalaninya semakin menjadi individual dalam segala hal. “Kurikulum kebangsaan ini nantinya akan membuat kita menjadi lebih menyatu dengan siapa saja, bukan malah menjadi individualistis seperti sekarang”, tambahnya.

Tuntutan lainnya yang dilayangkan adalah penolakan akan RUU BHP, mencabut Perpres No. 76 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal dan No. 77 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. “Karena berarti mereka sudah lepas tangan dengan masalah pendidikan yang memang sudah menjadi tugas mereka sebagai pemerintah”, ujar Syaiful.

Menolak pengurangan Dana BOS, mewujudkan pendidikan dasar gratis untuk rakyat, mewujudkan pendidikan dasar yang sepenuhnya ditanggung pemerintah, serta menyatakan bahwa SBY-JK tidak komitmen dalam pemenuhan hak dasar pendidikan adalah tuntutan lainnya yang mereka layangkan kepada pemerintah.

Demi menjaga keamanan dan kenyamanan selama berlangsungnya aksi massa tersebut, pihak kepolisian menurunkan dua kompi personil Samapta. “Kita sudah menyebar dua SSK personil kami dari Polda dan Polwiltabes dibeberapa titik penting. Yakni di Abu Bakar Ali, Kepatihan, Gedung Agung, serta di kantor pos besar”, ujar KomPol Suwandi, Kasat Samapta Polwiltabes DIY, sambil mengatur posisi keberadaan personilnya.

Aksi yang sempat membuat macet di sepanjang jalan Malioboro tersebut akhirnya bubar dengan rapi. Setelah masing-masing koordinator aksi membacakan tuntutan mereka di perempatan kantor pos besar Yogyakarta.(Joz)
(selengkapnya...»)

Kamis, 01 Mei 2008

Lagi, Rencana Unjuk Rasa

Dany Ismanu - Teras Online

Malioboro (01/05/08) -- Dalam aksi massa peringatan hari buruh yang berlangsung tadi pagi, terdapat juga beberapa elemen dari mahasiswa. Selain ikut mengusung tema besar hari itu, mereka juga membawa beberapa isu pendidikan.

Rencananya, besok (02/05/08) mereka juga akan melakukan unjuk rasa memperingati Hari Pendidikan Nasional. "Rencana besok akan turun dalam rangka hardiknas," ujar Akbar menjelaskan, salah satu korlap dari elemen PRP. Aksi massa esok hari kembali dimulai dari taman parkir Abu Bakar Ali tepat pukul 09.00 WIB, longmarch menuju Gedung Agung.

Bedanya, besok mereka akan tergabung menjadi satu dalam Aliansi Mahasiswa Bersatu. "Nasionalisasi industri tambang untuk pendidikan gratis, itu salah satu tuntutan kita," Akbar menambahkan.(dny)
(selengkapnya...»)

Unjuk Rasa Peringatan Hari Buruh Internasional

Tim Reportase – Teras Online
Foto Oleh Joze Arimatea


 Malioboro (01/05/08) -- Siang tadi ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Imperialisme berunjuk rasa dengan melakukan long march. Sepanjang Jalan Malioboro sampai Gedung Agung Yogyakarta tertutup setengahnya.

Unjuk rasa ini berkaitan dengan momentum hari buruh Internasional/May Day yang jatuh pada hari yang sama. Tuntutan umumnya tidak lepas dari permasalahan buruh dan pendidikan yang belum terselesaikan oleh rezim SBY-Kalla. Beberapa tuntutannya adalah naikkan upah buruh; turunkan harga sembako; hapuskan sistem outsourcing; jaminan kesejahteraan dan kesehatan buruh; pendidikan gratis dan lain-lain.

Massa berkumpul di taman parkir Abu Bakar Ali sejak pukul 09.00 WIB. Namun menunggu kawan-kawan dari Kulon Progo, massa baru bergerak seluruhnya sekitar pukul 10.30. Pihak keamanan pun telah berjaga disepanjang jalan, siap mengamankan. “Personil yang saya turunkan 330,” ujar Kapoltabes Yogyakarta, Agung Budi. Sebagian personil keamanan turun langsung ke lapangan, sebagian lagi berjaga di markas.

Disepanjang jalan, massa meneriakkan yel-yel unjuk rasa. Hal ini menarik masyarakat yang sedang beraktivitas dan membuat macet jalan Malioboro. Jalur kendaraan bermotor pun sempat dialihkan ke sisi barat jalan Malioboro.

Sekitar pukul 12.00 aksi massa sampai di depan Gedung Agung. Dengan tertib mereka duduk dan menggelar mimbar bebas untuk berorasi menyampaikan tuntutannya. “Rayap-rayap, gak kenal merakyat, berjas dasi dalam kantor, makan minum darah rakyat!!” Begitu kira-kira lirik lagu yang dilantunkan oleh wakil dari Serikat Pengamen Indonesia. Dalam orasinya, rayap-rayap diandaikan sebagai penguasa yang terlalu korup yang tidak berpihak dan tidak sayang kepada rakyatnya.

Perwakilan dari beberapa elemen diberi kesempatan untuk berorasi. Sementara, aparat kepolisian berjaga mengapit massa di depan Benteng Vredeburg dan Gedung Agung. Sekitar pukul 15.00 WIB massa dengan tertib membubarkan diri dan kembali dengan kelompoknya masing-masing.(dny)
(selengkapnya...»)