Senin, 22 September 2008

Bagaimana Nasib RUU APP?

Winda Angelita – Teras Online

Malioboro (22/09/08) Demo menolak RUU AP kembali digelar. Siang tadi sekitar pukul 14.00 WIB kota Jogja mendapat ‘giliran’-nya. Demo yang dilaksanakan tepat di depan Gedung Agung Yogyakarta berlangsung damai dan dihadiri oleh beberapa elemen masyarakat. Mereka memiliki beraneka ragam tuntutan.

Layaknya mengantri sembako, para aktivis elemen masyarakat menunggu waktu untuk berorasi di atas panggung sederhana yang telah disediakan. Jalan Malioboro pun penuh oleh masyarakat dan massa aksi.

“Jangan biarkan kebudayaan seni kita dikekang olah RUU AP!” seru Linda salah satu peserta demonstrasi, yang disambut meriah oleh massa yang sebagian besar adalah seniman. Seruannya mengawali rangkaian orasi menanggapi hadirnya RUU AP. Dalam orasinya, Linda juga menyuarakan hak-hak perempuan, di mana perempuan selalu menjadi kambing hitam atas tindakan eksploitasi yang diterima oleh kaum hawa.

Pada aksi damai ini, terlihat beberapa seniman Yogyakarta ikut turun ke jalan. Salah satunya adalah Djaduk Ferianto yang di akhir demo memimpin para demonstran menyanyikan lagu Indonesia Raya. Untuk mengakhiri demonstrasi sore itu, dibacakan pernyataan sikap dari para demonstran. Salah satu poinnya menekankan bahwa prinsip-prinsip dasar tata pemerintahan yang baik adalah dengan merestorasi perangkat hukum yang ada.

Dengan mengesahkan RUU AP tanpa memperhatikan pemerintahan dan perangkat hukum yang ada, implementasi dari UU tersebut tidak akan berjalan efektif.(og)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar